Pengertian dan Contoh Laporan Peristiwa (Kegiatan) serta Cara Menganalisis Laporan dengan Baik dan Benar
Pembahasan kali ini adalah tentang definisi dan pengertian laporan, contoh laporan peristiwa atau kejadian, contoh laporan hasil kegiatan, contoh laporan kegiatan osis, contoh laporan berita, contoh laporan kegiatan acara, contoh laporan perjalanan singkat, contoh laporan pengamatan, dan cara menganalisis laporan.
Laporan mengenai peristiwa atau perihal yang bersifat penting atau resmi biasanya disampaikan dalam bentuk tulisan.
Menganalisis laporan berarti melakukan suatu kajian atau penelitian terhadap suatu laporan. Hal yang dianalisis dalam laporan dapat meliputi isi peristiwa, kronologi waktu, kelengkapan data, kebahasaan, dan bentuk laporan.
Supaya dalam menganalisis laporan yang kalian simak dapat memberikan hasil yang maksimal, kalian perlu memerhatikan hal-hal berikut.
1. Menyimak laporan dengan saksama, sehingga dapat menangkap informasi yang disampaikan secara utuh dan lengkap serta terperinci.
2. Melakukan pengecekan terhadap setiap hal yang dilaporkan secara detail dan cermat.
3. Tidak mencampuradukkan antara fakta (yang bersifat objektif) dan opini atau pendapat (yang cenderung bersifat subjektif).
4. Melakukan kajian terhadap kebenaran atau ketepatan hasil laporan tersebut.
Sebagai bahan referensi mengenai menganalisis laporan, simaklah laporan yang akan dibacakan salah satu teman kalian berikut.
Krisis sandera 23 warga Korea Selatan oleh kelompok pejuang Taliban di Afganistan selama 1,5 bulan menjadi berita utama di media seluruh dunia. Menjelang krisis berakhir, muncul nama Diplomat Indonesia Heru Wicaksono dalam penyelesaian krisis tersebut. Upaya penyelesaian melibatkan tiga pihak, yakni pemerintah Korsel, kelompok pejuang Taliban, dan pemerintah Afganistan. Namun, upaya penyelesaian tersebut belum juga berhasil.
Pejuang Taliban menuntut agar Korsel segera menarik seluruh pasukannya dari Afganistan. Tuntutan pejuang Taliban tersebut sulit dipenuhi oleh dua pihak lainnya. Sampai empat kali ketiga pihak berunding, tapi belum juga membuahkan kesepakatan.
Dari situlah Indonesia mulai terlibat. Pemerintah Korsel, meminta kepada Presiden SBY, agar Indonesia terlibat dalam perundingan pembebasan sandera. Permintaan ini disampaikan Presiden Roh Moon Hyun saat berkunjung ke Seoul, 25 Juli 2007.
Permintaan itu segera direspons Presiden SBY. Presiden SBY memerintahkan Menlu Hasan Wirayudha untuk mendekati kelompok pejuang Taliban. Oleh Menlu, perintah Presiden SBY diteruskan ke Dubes Indonesia di Kabul, Erman Hidayat. Menlu Hasan Wirayudha meminta Erman Hidayat agar menghubungi pemerintah Afganistan untuk memastikan bahwa keterlibatan Indonesia sepenuhnya didukung oleh kelompok pejuang Taliban.
Bermula dari hal tersebut, Erman Hidayat kemudian menugaskan Heru Wicaksono bergabung dalam kelompok perunding. Heru Wicaksono ialah Wakil Dubes RI di Afganistan. Dalam tugasnya, Heru Wicaksono didampingi oleh penerjemah seorang warga Afganistan yang bekerja di Kedubes RI. Heru menuturkan bahwa kehadirannya dalam perundingan difasilitasi oleh IRC (Palang Merah Internasional).
Pada awalnya, Heru khawatir kehadiran Indonesia ditolak oleh pejuang Taliban. Namun, rasa khawatir itu lenyap saat tim Indonesia bertemu pimpinan pejuang Taliban. Pertemuan itu terjadi pada Kamis, 30 Agustus. "Ternyata mereka sangat respek ketika mengetahui bahwa yang menjadi mediator perundingan adalah negara netral. Tidak seperti yang dibayangkan orang bahwa kaum Taliban itu barbar, proses perundingan yang diatur Kamis kemarin berlangsung sangat kondusif," ungkap Heru.
Dalam perundingan tersebut, dikemukakan bahwa pejuang Taliban sebenarnya tidak ingin menyandera kedua puluh tiga warga Korsel tersebut. Mereka hanya ingin pemerintah Korsel menarik 200 pasukan noncombat- nya dari Afganistan.
Menurut Heru, dalam perundingan antara Korsel dengan Taliban tersebut, pejuang Taliban hanya meminta Korsel menarik pasukannya dari wilayah Afganistan. Akhirnya juru runding Korsel berjanji menarik 200 pasukannya dari wilayah Afganistan. Setelah permintaannya dipenuhi, juru runding pejuang Taliban langsung menyatakan setuju melepaskan para sandera.
Prestasi diplomat Indonesia dalam perundingan tersebut langsung mendapatkan apresiasi Presiden Roh Moon Hyun. Melalui telepon seluler, Moon mengucapkan terima kasih kepada Presiden SBY.
1. Memahami isi laporan dari bentuk, isi, maupun kebahasaan.
2. Menguraikan secara detail atau rinci pokok-pokok isi laporan.
3. Memberikan suatu pandangan atau pendapat terhadap laporan berdasarkan suatu teori atau definisi (referensi).
1. Krisis sandera 23 warga Korea Selatan oleh kelompok pejuang Taliban di Afganistan melibatkan Indonesia.
2. Upaya penyelesaian yang melibatkan tiga pihak, yakni pemerintah Korsel, kelompok pejuang Taliban, dan pemerintah Afganistan, belum juga berhasil.
3. Pemerintah Korsel, melalui Presiden Roh Moon Hyun meminta kepada Presiden SBY agar Indonesia terlibat dalam perundingan pembebasan sandera.
4. Permintaan itu segera direspons Presiden SBY dengan memerintahkan Menlu Hasan Wirayudha untuk mendekati kelompok pejuang Taliban.
5. Heru Wicaksono yang menjabat sebagai Wakil Dubes RI di Afganistan bergabung dalam kelompok perunding yang difasilitasi oleh IRC (Palang Merah Internasional).
6. Dalam perundingan tersebut, dikemukakan bahwa pejuang Taliban hanya ingin pemerintah Korsel menarik 200 pasukan noncombat-nya dari Afganistan.
7. Pejuang Taliban langsung menyatakan setuju melepaskan para sandera setelah juru runding Korsel berjanji menarik 200 pasukannya dari wilayah Afganistan.
8. Prestasi diplomat Indonesia dalam perundingan tersebut langsung mendapatkan apresiasi Presiden Roh Moon Hyun. Melalui telepon seluler, Moon mengucapkan terima kasih kepada Presiden SBY.
1. Laporan tersebut merupakan laporan mengenai peristiwa keterlibatan Indonesia yang diwakili oleh Wakil Dubes RI, Heru Wicaksono, untuk Afganistan, dalam peristiwa penyanderaan oleh pejuang Taliban.
2. Dari segi bentuk penyampaian, laporan tersebut disampaikan dalam bentuk narasi dengan model penyampaian bahasa yang tidak resmi atau nonilmiah.
3. Kronologi waktu kejadian yang berkenaan dengan peristiwa disampaikan secara urut, tapi kurang mendetail.
4. Data dan penjelasan pendukung belum disampaikan secara lengkap dan terperinci.
Pengertian Laporan Peristiwa
Laporan merupakan suatu keterangan mengenai suatu peristiwa atau perihal yang ditulis berdasarkan berbagai data, fakta, dan keterangan yang melingkupi peristiwa atau perihal tersebut.Laporan mengenai peristiwa atau perihal yang bersifat penting atau resmi biasanya disampaikan dalam bentuk tulisan.
Menganalisis laporan berarti melakukan suatu kajian atau penelitian terhadap suatu laporan. Hal yang dianalisis dalam laporan dapat meliputi isi peristiwa, kronologi waktu, kelengkapan data, kebahasaan, dan bentuk laporan.
Supaya dalam menganalisis laporan yang kalian simak dapat memberikan hasil yang maksimal, kalian perlu memerhatikan hal-hal berikut.
1. Menyimak laporan dengan saksama, sehingga dapat menangkap informasi yang disampaikan secara utuh dan lengkap serta terperinci.
2. Melakukan pengecekan terhadap setiap hal yang dilaporkan secara detail dan cermat.
3. Tidak mencampuradukkan antara fakta (yang bersifat objektif) dan opini atau pendapat (yang cenderung bersifat subjektif).
4. Melakukan kajian terhadap kebenaran atau ketepatan hasil laporan tersebut.
Sebagai bahan referensi mengenai menganalisis laporan, simaklah laporan yang akan dibacakan salah satu teman kalian berikut.
Contoh Laporan Peristiwa atau Kejadian
Heru Wicaksono, Diplomat RI Tokoh Penting Pembebasan Sandera Korsel
Pejuang Taliban menuntut agar Korsel segera menarik seluruh pasukannya dari Afganistan. Tuntutan pejuang Taliban tersebut sulit dipenuhi oleh dua pihak lainnya. Sampai empat kali ketiga pihak berunding, tapi belum juga membuahkan kesepakatan.
Dari situlah Indonesia mulai terlibat. Pemerintah Korsel, meminta kepada Presiden SBY, agar Indonesia terlibat dalam perundingan pembebasan sandera. Permintaan ini disampaikan Presiden Roh Moon Hyun saat berkunjung ke Seoul, 25 Juli 2007.
Permintaan itu segera direspons Presiden SBY. Presiden SBY memerintahkan Menlu Hasan Wirayudha untuk mendekati kelompok pejuang Taliban. Oleh Menlu, perintah Presiden SBY diteruskan ke Dubes Indonesia di Kabul, Erman Hidayat. Menlu Hasan Wirayudha meminta Erman Hidayat agar menghubungi pemerintah Afganistan untuk memastikan bahwa keterlibatan Indonesia sepenuhnya didukung oleh kelompok pejuang Taliban.
Bermula dari hal tersebut, Erman Hidayat kemudian menugaskan Heru Wicaksono bergabung dalam kelompok perunding. Heru Wicaksono ialah Wakil Dubes RI di Afganistan. Dalam tugasnya, Heru Wicaksono didampingi oleh penerjemah seorang warga Afganistan yang bekerja di Kedubes RI. Heru menuturkan bahwa kehadirannya dalam perundingan difasilitasi oleh IRC (Palang Merah Internasional).
Pada awalnya, Heru khawatir kehadiran Indonesia ditolak oleh pejuang Taliban. Namun, rasa khawatir itu lenyap saat tim Indonesia bertemu pimpinan pejuang Taliban. Pertemuan itu terjadi pada Kamis, 30 Agustus. "Ternyata mereka sangat respek ketika mengetahui bahwa yang menjadi mediator perundingan adalah negara netral. Tidak seperti yang dibayangkan orang bahwa kaum Taliban itu barbar, proses perundingan yang diatur Kamis kemarin berlangsung sangat kondusif," ungkap Heru.
Dalam perundingan tersebut, dikemukakan bahwa pejuang Taliban sebenarnya tidak ingin menyandera kedua puluh tiga warga Korsel tersebut. Mereka hanya ingin pemerintah Korsel menarik 200 pasukan noncombat- nya dari Afganistan.
Menurut Heru, dalam perundingan antara Korsel dengan Taliban tersebut, pejuang Taliban hanya meminta Korsel menarik pasukannya dari wilayah Afganistan. Akhirnya juru runding Korsel berjanji menarik 200 pasukannya dari wilayah Afganistan. Setelah permintaannya dipenuhi, juru runding pejuang Taliban langsung menyatakan setuju melepaskan para sandera.
Prestasi diplomat Indonesia dalam perundingan tersebut langsung mendapatkan apresiasi Presiden Roh Moon Hyun. Melalui telepon seluler, Moon mengucapkan terima kasih kepada Presiden SBY.
(Sumber: Jawa Pos, 2 September 2007,
dengan pengubahan seperlunya)
Laporan Wawancara |
Cara Menganalisis Laporan
Perlu diketahui bahwa ada beberapa langkah dalam menganalisis laporan. Beberapa langkah yang dapat membantu dalam proses menganalisis laporan adalah berikut.1. Memahami isi laporan dari bentuk, isi, maupun kebahasaan.
2. Menguraikan secara detail atau rinci pokok-pokok isi laporan.
3. Memberikan suatu pandangan atau pendapat terhadap laporan berdasarkan suatu teori atau definisi (referensi).
Contoh Isi Laporan Peristiwa atau Kejadian
Setelah menyimak dengan cermat dan memahami isi laporan tersebut, kalian dapat menuliskan pokok-pokok isi laporan sebagaimana contoh berikut.1. Krisis sandera 23 warga Korea Selatan oleh kelompok pejuang Taliban di Afganistan melibatkan Indonesia.
2. Upaya penyelesaian yang melibatkan tiga pihak, yakni pemerintah Korsel, kelompok pejuang Taliban, dan pemerintah Afganistan, belum juga berhasil.
3. Pemerintah Korsel, melalui Presiden Roh Moon Hyun meminta kepada Presiden SBY agar Indonesia terlibat dalam perundingan pembebasan sandera.
4. Permintaan itu segera direspons Presiden SBY dengan memerintahkan Menlu Hasan Wirayudha untuk mendekati kelompok pejuang Taliban.
5. Heru Wicaksono yang menjabat sebagai Wakil Dubes RI di Afganistan bergabung dalam kelompok perunding yang difasilitasi oleh IRC (Palang Merah Internasional).
6. Dalam perundingan tersebut, dikemukakan bahwa pejuang Taliban hanya ingin pemerintah Korsel menarik 200 pasukan noncombat-nya dari Afganistan.
7. Pejuang Taliban langsung menyatakan setuju melepaskan para sandera setelah juru runding Korsel berjanji menarik 200 pasukannya dari wilayah Afganistan.
8. Prestasi diplomat Indonesia dalam perundingan tersebut langsung mendapatkan apresiasi Presiden Roh Moon Hyun. Melalui telepon seluler, Moon mengucapkan terima kasih kepada Presiden SBY.
Contoh Hasil Analisis Laporan Peristiwa
Contoh hasil analisis terhadap laporan tersebut adalah berikut.1. Laporan tersebut merupakan laporan mengenai peristiwa keterlibatan Indonesia yang diwakili oleh Wakil Dubes RI, Heru Wicaksono, untuk Afganistan, dalam peristiwa penyanderaan oleh pejuang Taliban.
2. Dari segi bentuk penyampaian, laporan tersebut disampaikan dalam bentuk narasi dengan model penyampaian bahasa yang tidak resmi atau nonilmiah.
3. Kronologi waktu kejadian yang berkenaan dengan peristiwa disampaikan secara urut, tapi kurang mendetail.
4. Data dan penjelasan pendukung belum disampaikan secara lengkap dan terperinci.
0 Response to "Pengertian dan Contoh Laporan Peristiwa (Kegiatan) serta Cara Menganalisis Laporan dengan Baik dan Benar"
Posting Komentar